Thursday, November 17, 2005

Pantaskah??

Lelaki ini terdiam.. entah harus berapa kali lagi dia harus mendengarkan kata-kata itu.. Sering kata-kata itu membuat dirinya terpuruk, bukan karena kurang percaya diri, bukan karena rendah diri, tapi karena sebagai alat penyadar dirinya bahwa dia harus bersyukur, harus berucap terimakasih kepada sang khaliq atas segala karunia-Nya..

Pertama mendengar kata-kata itu, sang lelaki hanya tersenyum dan membusungkan dada, bahwa dia hebat, dia super duper, dia punya kelebihan, dia special, tapi makin lama makin sakit, makin jatuh masuk ke dalam lubuk hatinya..

Sudah berkali-kali sang lelaki mencoba untuk menutup telinganya, tapi tetap tidak bisa.. Sang lelaki selalu mendengar kata-kata itu, di halte, di mall, di kebun binatang, di acara pertemuan, bahkan di depan rumahnya sendiri..

Kadang-kadang sang lelaki binggung bagaimana dia harus bertindak, haruskah dia tersenyum, haruskah dia bangga, haruskah dia bersedih, haruskah dia mengumpat kepada setiap orang yang mengeluarkan kata-kata itu kepadanya, dengan berbagai versi, ada yang bernada bercanda, ada yang serius, ada yang menggeleng-gelengkan kepala, ada yang misuh-misuh di belakang sang lelaki tapi entah disengaja atau tidak kata-kata itu selalu sampai di telinganya..

Entah mengapa perasaan itu selalu hilang dimakan waktu, hilang.. hilang tanpa bekas terkalahkan oleh senyum manis sang wanita, oleh sentuh lembut sang wanita, oleh tatapan mata sang wanita.. tapi perasaan itu timbul ketika sang wanita tidak ada di sisinya..

Pernah sang lelaki mencoba menelaah kata-kata itu, hasilnya lumayan bervariasi tapi selalu saja ujung-ujungnya selalu marah, selalu kesal, selalu ingin menimbulkan hasrat ingin membanting sesuatu..

Dengan wajah dan mata merah, lelaki ini “curhat” cara laki-laki dengan teman laki-lakinya.. walaupun dengan rasa gengsi dan pasrah karena sifat ke-macho-annya, gagahnya akan luntur bahkan hancur ketika air matanya mengalir di depan teman laki-lakinya.. tapi bagaimana lagi, dia begitu mencintai sang wanita, dia begitu menginginkan dan memiliki sang wanita.. dia akan hancur jika ditinggalkan oleh sang wanita.. Mau tau hasilnya, nihil.. semua teman laki-lakinya berpendapat sama dengan semua orang-orang.. bahkan ada yang secara terang-terangan berkata bahkan sang lelaki sudah berpisah dengan sang wanita, bolehkah sang wanita di turun tatahkan kepadanya.. Hahaha, edan, sinting, gila lo semua balas sang lelaki dengan senyum memaksa keluar dari bibirnya yang masih bergetar akibat menahan tangisannya..

Akhirnya sang lelaki hanya bisa pasrah, diam seribu bahasa, hanya menunggu dan menunggu hingga sang waktu tiba membawa sang wanita dan sang lelaki duduk di pelaminan..


*diambil dari curhatan seorang teman..

No comments: